disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Buddhisme
oleh : Fadhilati Haqiqiyah
Nichiren Shoshu mulai
berkembang luas di Jepang setelah Perang Dunia II dibawah penduduk tentara
Amerika, yang membebaskan kehidupan beragama. Para penganut membentuk
organisasi bernama Sokagakkai dan kemudian menjadi wadah dan motor penggerak
penyiaran sekte ini.
Shintaro Noda adalah
tokoh yang berperan dalam penyebaran dan menjadi pimpinan Nichiren Shoshu di
Indonesia pada akhir tahun 1940 sampai awal tahun 1970-an dan secara
organisatoris berafiliasi kepada Sokagakkai yang ada di Jepang dan kemudian
hari membentuk Sokagakkai internasional. Namun pada tahun 1967 didirikanlah
yayasan Nichiren Shoshu Indonesia (NSI), yang senenarnya dipimpin oleh seorang
non-Nichiren, melaikan saudara sepupu dari seorang penganut Nichiren. Kondisi
ini akhirnya menimbulkan kekacauan kepemimpinan karena pimpinan de facto
Shintaro Noda yang berkewarganegaraan Jepang tidak dapat menjadi pemimpin
secara formal. Akhirnya pada awal tahun 1970-an Shintaro Noda disingkirkan dari
kepemimpinan, dan munculah pimpinan baru, Senosoenoto, suami dari Keiko Sakurai
seorang anggota Sokagakkai.
Kemudian Senosoenoto
berhasil mengajak kawannya, Soekarno-seorang menteri pada masa Orde Lama-
menjadi penganut dan kemudian menjadi salah satu pucuk pimpinan NSI. Soekarno
sangat aktif dalam organisasi agama Buddha di Indonesia. Ia juga mewakili NSI
dalam mendirikan organisasi WALUBI . Soekarno meninggal pada tahun 1981.
Sejak akhir tahun 1970
sampai pertengahan tahun 1980, NSI berkembang dan mencapai puncak kejayaannya.
Pada tahun 1986 muncul usulan dan tuntutan untuk membuat AD dan ART NSI. Draf
AD ART disusun dan dibuat oleh 9 orang atas permintaan Senosoenoto, yang
kemudian hari dikenal sebagai kelompok 9. Inisiatif kelompok 9 ini tidak
terakomodasi, mereka disingkirkan, AD ART NSI tak kunjung terwujud, mereka lalu
membuat yayasanVisistakaritra yang berorientasi pada Sangha Nichiren Shoshu
pada tanggal 16 Februari 1987.
Sepeninggalan
Senosoenoto, NSI terpecah menjadi dua karena adanya perbedaan pandangan
mengenai siapa yang akan menjadi ketua umum berikutnya, antara kubu pendukung
wakil ketua umum Johan Nataprawira dan kubu wakil ketua umum Keiko Senosoenoto.
Akhirnya, terpilihlah Suhandi Sendjaja dari kubu Johan Nataprawira. Kemenangan
tersebut ditentang oleh Sangha Nichiren Shoshu. Akibatnya Suhandi Sandjaja dikeluarkan
dari NS dan organisasi NSI tidak diakui sebagai ormas penganut NS di Indonesia.
Kubu Keiko Senosoenoto
mendirikan yayasan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia (BDI), anak
perempuannya, Aiko Senosoenoto diangakat menjadi ketua sampai sekarang ini.
Sekitar tahun 2000, BDI bersama Sangha NS membentuk yayasan pendidikan Sangha
NSI yang diketuai oleh Keiko Senosoenoto
dan Rusdy Rukmarata.[1]
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam isi tulisan, karen apenulis masih dalam tahap belajar. harap maklum :)
[1]
Nopri & vita, Nichiren Shoshu, diakses pada 25 Mei 2013, dari http://budhisme-sidharta.blogspot.com/2012/06/aliran-nichien-shoshu.html
No Response to “ Sejarah NSI di Indonesia, Ajaran dan Tokoh-tokoh nya”
Leave a Reply