Buddhisme Zen


1.      Sejarah Buddhisme Zen dan ajaran-ajarannya

Aliran ini didirikan oleh Boddhidharma, asal India tetapi menetap di China antara 527-536 M. Boddhidharma dikenal sangat radikal terhadap kitab suci yang menjadi sumber ajaran agama Buddha, dan bermaksud untuk kembali pada semangat ajaran Buddha yang asli sehingga aliran yang didirikannya sangat mengutamakan pada perenungan (kontemplasi) dan tidak banyak memberi tekanan pada teks-teks suci. Aliran ini berkembang pesat di China terutamapada masa Hui Neng (838-713 M) karena mengaku mendapatkan ajarannya langsung dari Sakyamuni. Dalam perkembangannya kemudian, aliran ini masuk dan befrkembang di Jepang menjadi aliran Zen dan berpengaruh dalam kehidupan keagamaan di China maupun Jepang sampai hari ini. Seorang Bhikkhu China memberiwarna lain pada aliran ini dengan menekankan ajarannya pada etos kerja dalam kata-kata singkat: “sehari tanpa kerja adalah sama dengan sehari tanpa makan. Kegidupan tidak hanya di sisi dengan meditasi, tetapi juga dengankerja”.[1]
Dari sumber lain disebutkan bahwa, Menurut cerita turun-temurun, rahib Bodhidharma membawa Chan dari India ke China sekitar tahun 500 SM, lebih dari 1000 tahun setelah wafatnya Sakyamuni Buddha. Tapi sejarah India hanya memuat sedikit catatan tentang periode diantara kedua peristiwa tersebut, jadi kita relatif tahu sedikit saja tentang asal-usul latihan Chan.
Namun kita mengenal kisah-kisah dan legenda-legenda yang menerangkan asal-usul Chan. Yang paling kesohor adalah cerita tentang transmisi Dharma kepada Mahakashyapa, salah seorang murid utama sang Buddha, yang menjadi Patriakh Pertama pada garis silsilah Chan.
Suatu hari saat berkhotbah di Puncak Hering, Sakyamuni Buddha memegang sekuntum bunga di tangannya didepan murid-muridnya dan beliau tidak berbicara sepatah katapun. Tampaknya tak seorangpun tahu apa arti sikap ini. Tapi kemudian Mahakashyapa tersenyum. Sang Buddha lalu berkata, "Harta-karun inti dari Dharma sejati, pikiran Nirvana yang menakjubkan - hanya Mahakashyapa yang paham".
Peristiwa ini menandai awal dari garis silsilah Chan dan transmisi (penerusan) guru ke murid yang berlanjut sampai kini. Semula cerita ini tidak dikenal di sejarah Buddhist sampai pada masa dinasti Song di abad ke - 10. Tapi kebenaran harafiah dari cerita tersebut tidaklah sepenting pesan yang dikandungnya tentang sifat hakekat dari Chan.[2]
    2.      Buddhisme zen dan alirannya
Zen adalah salah satu aliran Buddha Mahayana. Kata Zen adalah bahasa Jepang yang berasal dari bahasa mandarin "Chan". Kata "Chan" sendiri berasal dari bahasa Pali "jhana" atau bahasa Sanskerta dhyana. Dalam bahasa vietnam Zen dikenal sebagai “thiền” dan dalam bahasa korea dikenal sebagai “seon”.
Jhana atau Dhyāna adalah sebuah kondisi batin yang terpusat yang ditemui dalam meditasi. Meski secara semantik, kata Chan sendiri berasal dari kata ‘dhyāna’ (sansekerta) atau ‘jhana’ (pali). Zen tidak bertujuan pada pencapaian jhana. Ini sekadar menunjukkan bahwa ajaran Zen sangat menekankan pada aspek meditasi atau samadhi.[3]

 Alirannya
Menurut Koesbyanto, dalam perkembangannya, Zen di Jepang terbagi dalam aliran Soto Zen dan Rinzai Zen. Namun dalam literalur lain dikatakab bahwa zen memiliki banyak sekte diantaranya ada 3 sekte yang masih aktif hingga sekarang diantaranya :
1.      Lin Ci (Rinzai) : diperkenalkan oleh Master Lin Ci kira-kira pada tahun 850 M. Aliran Rinzai berusaha mencapai penerangan dengan menggunakan penerangan cara Koan dan Mondo. Koan dan Mondo merupakan usaha untuk mencapai penerangan secara aktif. Aliran ini sifatnya lebih dinamis dan aktif dibanding aliran Zen lain.
2.      Chau Tung (Soto) :diperkenalkan oleh Master Tung San, Liang Cie (807-869 M) dan Chau San (840-901 M). Aliran ini mengembangkan ajaran pencerahan yang hening. Ciri aliran ini adalah ketenangan, menekankan kerja dalam keheningan serta ‘kepatuhan’. Metode yang dilakukan untuk mencapai ketenangan adalah melalui Za-zen, yaitu meditasi dalam posisi duduk bersila.
3.       Huang Po (Obaku) : diperkenalkan oleh Master Huang Po (850 M).[4]

mohin maaf apabila terdapat kesalahan dalam isi tulisan, karena penulis masih dalam tahap belajar. harap maklum :)


[1] Ali, Mukti, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press), cet. l, 1988, h. 139
[2] Buddhistzone, Aliran Buddhisme Zen, diakses pada 26 Mei 2013, dari http://buddhistzone.com/story/buddhist/10-04-2012/sejarah-singkat-buddhisme-zen
[3] Wikipedia, Zen, diakses pada 26 Mei 2013, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Zen
[4] Siti romlah Hasanah, Buddhisme Zen dan Aliran-alrannya, diakses pada 26 Mei 2013, dari http://kelompok5siropina.wordpress.com/2012/06/15/buddhisme-zen-dan-aliran-alirannya/

No Response to “Buddhisme Zen”

Leave a Reply